Scan barcode
A review by blackferrum
One Enchanted Moment - Saat Terpesona by Sarah Morgan
4.0
Akhirnya setelah begadang bisa menamatkan ini juga. Mari kita lihat siapa yang jadi favorit dari seri Puffin Island.
Oke, langsung masuk review aja. Pertama, aku suka Alec. Nggak tau, dia tuh sweet banget. Image demen dingin, kaku, nggak banyak omong itu buat menutupi sesuatu. Aslinya baik banget. Ini membuktikan nggak semua karakter di PI kaku semua alias nggak bisa mengungkapkan perasaan secara gamblang. Kedua, karakter Skylar hampir mirip sama Lily, sama-sama ceria. Bedanya, Lily lebih positif dan Skylar banyak tertawa. Sky pesimistis juga, tapi nggak kukuh kayak Lily. Dan aku suka banget sama cara dia mencairkan suasana, padahal di antara dia dan Alec masih belum hilang kecanggungannya. But, on other side, agak gemes juga sama sikap "baik-baik aja"-nya ini. Asli kesel karena yah dia nggak berani mengungkapkan keinginannya lebih lantang ke ortunya.
Ketiga, ugh, i hate her parents and her boyfriend. SEJAHAT ITU. Sepanjang cerita dijelaskan mereka suka banget ngatur kehidupan Sky dan caranya mencibir keberhasilan Sky di bidang seni. Ada, ya, orang tua yang sama sekali nggak punya hati kayak gitu? Maksa anaknya sampai harus pacaran sama narsistik gendeng yang asdkdjekdkkl ngeselin! Apa yang dia lakuin ke Sky saat pameran itu bener-bener sinting, sih. Terus, sebenarnya aku menunggu adegan lebih dramatis, kayak ortu Skylar akhirnya minta maaf ke anaknya, tapi nggak ada. Bagian itu langsung disingkat dengan hanya beberapa kalimat. Hmm, egoku nggak bisa tenang di bagian ini.
Keempat, aku suka cara penulis memasukkan unsur sejarah, pengamatan alam yang pastinya butuh riset berbulan-bulan, dan cara Skylar memandang seni. Asli, aku jadi kagum sama Mbak Sarah ini. Semuanya nge-blend dengan sempurna, nggak ada yang terkesan menggurui ke pembaca. Cerdas banget. Terus aku as pembaca dimabuk kepayang sama penggambaran Puffin Island dan kepengin banget ke sana ㅠㅠ Kelima, persahabatan Skylar, Brittany, dan Emily sukses bikin terharu. Aku nangis saking irinya. Like, mereka punya kehidupan dan tanggungan masing-masing, tapi masih bisa manage waktu buat sahabat. Sampai menghubungi mereka saat butuh. Poin buat selalu ada itulah yang bikin ngiri. Yah, walaupun sebenarnya keseluruhan cerita TBGTBT, tapi cukup menghibur.
Oke, lanjut soal keseluruhan seri Puffin Island. Bagiku, cerita terbaik tetap dipegang prekuelnya, Playing by the Greek's rule, lalu buku ini di posisi kedua. Dari hero macam Zach, Ryan, Alec, dan Nik, di sini Alec favorito. Seperti yang sudah kusebut di awal tadi, dia baik dan love language-nya act of service. UGH, I LOVE HIM. Buat heroine-nya nggak usah ditanya, pasti Lily wkwkwk terus aku nemu satu kesamaan dari empat buku ini: ketertarikan seksual semata yang akhirnya berubah jadi cinta. Ya, semua ceweknya hampir kabur dari tempat mereka menjalin hubungan sama hero-nya. Dan hero-nya nggak kepengin ketimpa tanggung jawab punya hubungan jangka panjang. Hal yang asdfghjkl gatau, deh, pada akhirnya bikin mereka sadar kalau mereka mau melanggar hal itu. Mungkin ini pola penulis. Entahlah.
Buat yang kepengin baca buku ini, warning sekali lagi, ini buku dewasa. So, please be wise! Urutan bacanya: Playing by the Greek's Rule (prekuel), First Time in Forever, Some Kind of Wonderful, dan terakhir One Enchanted Moment. Oh ya, semua ini sudah diterjemahkan dan bisa dibaca di gramdig atau ipusnas. Lengkap! Judul asli buku terakhirnya itu judul aslinya Christmas Ever After, tapi kalau di versi terjemahan jadinya itu.
Oke, langsung masuk review aja. Pertama, aku suka Alec. Nggak tau, dia tuh sweet banget. Image demen dingin, kaku, nggak banyak omong itu buat menutupi sesuatu. Aslinya baik banget. Ini membuktikan nggak semua karakter di PI kaku semua alias nggak bisa mengungkapkan perasaan secara gamblang. Kedua, karakter Skylar hampir mirip sama Lily, sama-sama ceria. Bedanya, Lily lebih positif dan Skylar banyak tertawa. Sky pesimistis juga, tapi nggak kukuh kayak Lily. Dan aku suka banget sama cara dia mencairkan suasana, padahal di antara dia dan Alec masih belum hilang kecanggungannya. But, on other side, agak gemes juga sama sikap "baik-baik aja"-nya ini. Asli kesel karena yah dia nggak berani mengungkapkan keinginannya lebih lantang ke ortunya.
Ketiga, ugh, i hate her parents and her boyfriend. SEJAHAT ITU. Sepanjang cerita dijelaskan mereka suka banget ngatur kehidupan Sky dan caranya mencibir keberhasilan Sky di bidang seni. Ada, ya, orang tua yang sama sekali nggak punya hati kayak gitu? Maksa anaknya sampai harus pacaran sama narsistik gendeng yang asdkdjekdkkl ngeselin! Apa yang dia lakuin ke Sky saat pameran itu bener-bener sinting, sih. Terus, sebenarnya aku menunggu adegan lebih dramatis, kayak ortu Skylar akhirnya minta maaf ke anaknya, tapi nggak ada. Bagian itu langsung disingkat dengan hanya beberapa kalimat. Hmm, egoku nggak bisa tenang di bagian ini.
Keempat, aku suka cara penulis memasukkan unsur sejarah, pengamatan alam yang pastinya butuh riset berbulan-bulan, dan cara Skylar memandang seni. Asli, aku jadi kagum sama Mbak Sarah ini. Semuanya nge-blend dengan sempurna, nggak ada yang terkesan menggurui ke pembaca. Cerdas banget. Terus aku as pembaca dimabuk kepayang sama penggambaran Puffin Island dan kepengin banget ke sana ㅠㅠ Kelima, persahabatan Skylar, Brittany, dan Emily sukses bikin terharu. Aku nangis saking irinya. Like, mereka punya kehidupan dan tanggungan masing-masing, tapi masih bisa manage waktu buat sahabat. Sampai menghubungi mereka saat butuh. Poin buat selalu ada itulah yang bikin ngiri. Yah, walaupun sebenarnya keseluruhan cerita TBGTBT, tapi cukup menghibur.
Oke, lanjut soal keseluruhan seri Puffin Island. Bagiku, cerita terbaik tetap dipegang prekuelnya, Playing by the Greek's rule, lalu buku ini di posisi kedua. Dari hero macam Zach, Ryan, Alec, dan Nik, di sini Alec favorito. Seperti yang sudah kusebut di awal tadi, dia baik dan love language-nya act of service. UGH, I LOVE HIM. Buat heroine-nya nggak usah ditanya, pasti Lily wkwkwk terus aku nemu satu kesamaan dari empat buku ini: ketertarikan seksual semata yang akhirnya berubah jadi cinta. Ya, semua ceweknya hampir kabur dari tempat mereka menjalin hubungan sama hero-nya. Dan hero-nya nggak kepengin ketimpa tanggung jawab punya hubungan jangka panjang. Hal yang asdfghjkl gatau, deh, pada akhirnya bikin mereka sadar kalau mereka mau melanggar hal itu. Mungkin ini pola penulis. Entahlah.
Buat yang kepengin baca buku ini, warning sekali lagi, ini buku dewasa. So, please be wise! Urutan bacanya: Playing by the Greek's Rule (prekuel), First Time in Forever, Some Kind of Wonderful, dan terakhir One Enchanted Moment. Oh ya, semua ini sudah diterjemahkan dan bisa dibaca di gramdig atau ipusnas. Lengkap! Judul asli buku terakhirnya itu judul aslinya Christmas Ever After, tapi kalau di versi terjemahan jadinya itu.