A review by blackferrum
Sebelas by Dya Ragil

emotional lighthearted reflective relaxing fast-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? N/A
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

3.75

Actual rating: 3,8

Fiksi bawa tema olahraga begini termasuk salah satu favoritku. Bahasan soal sepak bolanya nggak bikin bosen dan penulis bisa nge-mix riset ke alur sampai bisa nyatu.

Ceritanya soal Rania yang harus balik ke Yogyakarta karena bapaknya mendapat pekerjaan sebagai pelatih di salah satu SSB dekat sekolah barunya. Ketika bertemu kembali dengan kakaknya, Rania baru tahu jika Bara sudah tidak main sepak bola. Aneh, mengingat kecintaan Bara pada sepak bola dan dorongan dari bapak mereka. Dia memutuskan untuk mencari tahu apa penyebab Bara berhenti dan mulai menemukan potongan-potongan masa lalu, terutama ketika dirinya mengalami kecelakaan bertahun-tahun silam.

Karakternya oke, sih, walaupun nggak semua karakterisasinya konsisten. Rania awalnya susah buat dipahami, tapi menjelang akhir cerita lebih jelas kenapa dia kayak kurang emosi begitu. Rania ini sifatnya kaku dan berani. Dua kombinasi itu bikin dia kayak robot. Pas bagian konflik dan momen of truth, barulah ada emosi yang keluar. Haha, gemes banget interaksi dia sama Yudha, sama Bara juga sih, berharap punya mas kayak Bara juga :(

Penjelasan sepak bolanya di awal agak bikin gerah. Agak ya, bukan banget. Penulis emang bisa nyampurin hasil riset ke alur, tapi di beberapa bagian (tepatnya beberapa dialog) ada yang terkesan dipaksa masuk. Tapi, sebagian lagi nggak ada masalah. Aku suka waktu Rania di klub PMR itu. Effort baik Rania atau klub PMR yang lain kelihatan banget. Entahlah, kurasa para siswa di sini totalitas sama ekskul masing-masing, sih. Dan bagian mereka belajar emang nggak punya banyak porsi, tapi isokey lah, toh ini lebih condong ke pembahasan judul novelnya, Sebelas.

Penulis pandai bikin deskripsi yang luwes, makanya kubilang hasil riset nyatu sama alur. Emosi karakternya kurang menonjol memang, tapi bukan berarti enggak ada.

Ada plot twist yang nggak tipis dan menurutku ini kompleks banget, sih. Well, dengan masalah sebesar itu dan usia Rania yang masih belia jelas nggak bikin ceritanya makin mudah. Dan aku suka alurnya yang rapi.

Ini seri YARN favoritku selain Rust in Pieces & All I (N)ever Wanted.

Expand filter menu Content Warnings