Scan barcode
A review by discoverelysian
Laut Bercerita by Leila S. Chudori
5.0
5/5 stars — MENGAGUMKAN
“Dia pernah mengatakan, jangan takut kepada gelap. Gelap adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Pada setiap gelap ada terang meski hanya secercah, meski hanya di ujung lorong. Tapi menurut Sang Penyair, jangan sampai kita tenggelam pada kekelaman. Kelam adalah lambang kepahitan, keputus-asaan, dan rasa sia-sia. Jangan pernah membiarkan kekelaman menguasai kita, apalagi menguasai Indonesia.”
Berkisah tentang perjuangan para mahasiswa dan aktivis yang menuntut hak-hak kepada pemerintah saat itu. Di bawah tekanan dan bahaya, mereka pantang menyerah demi Indonesia yang lebih baik. Meski pada akhirnya mereka harus bersembunyi dalam pelarian dan akhirnya tertangkap lalu disiksa. Disekap di ruang bawah tanah, tidak tahu kapan mereka akan pulang. Beberapa dari mereka kembali menghirup udara bebas namun memiliki luka yang tak akan pernah sembuh. Sementara ketiga belas orang lainnya, hilang tak ada kabar. Inilah kisah tentang perjuangan, kehilangan, kekejian, cinta, dan harapan. Kawan-kawan, dengarkanlah kisah Biru Laut.
Jujur, awalnya saya tidak tertarik untuk membaca Laut Bercerita karena buku ini memang berbeda dari apa yang biasanya saya baca. Meski telah diyakinkan oleh Poppie bahwa ini merupakan cerita fiksi yang didasarkan pada kisah nyata, bukan seperti buku biografi atau semacamnya. Tetapi setelah saya membaca beberapa review mengenai buku ini, barulah saya tergerak untuk membacanya. Di sela-sela kesibukan sebagai pelajar, butuh waktu 5 hari bagi saya untuk menyelesaikannya. Meski harus curi-curi waktu di sekolah dan tidur agak malam, namun saya bersyukur bisa membaca buku ini dan mengetahui kebenaran yang tidak pernah diajarkan selama saya bersekolah.
Laut Bercerita memiliki 2 bagian, yaitu cerita dari sudut pandang Biru Laut dan dari sudut pandang Asmara Jati, adik Biru Laut. Baru saja membaca, saya sudah dikejutkan oleh prolognya. Biasanya saya akan menemukan sebuah prolog yang waktu kejadiannya sebelum seluruh kisah dalam buku dimulai. Namun, prolog Laut Bercerita justru merupakan kejadian yang waktunya setelah kisah Biru Laut dimulai. Jadi nanti dalam bagian Biru Laut, alurnya akan maju-mundur. Satu bagian akan menceritakan tentang perjuangannya bersama teman-teman lainnya, sedangkan bagian lain akan menceritakan tentang penangkapan paksanya. Satu bagian akan menceritakan tentang keluarganya, satu bagian akan menceritakan tentang penyiksaan yang dialaminya selama Ia dikurung.
Sedangkan bagian Asmara Jati merupakan kejadian yang waktunya sesudah seluruh kisah Biru Laut selesai. Jadi kita akan membaca dengan alur maju. Di bagian ini kita akan menemukan bagaimana luka dan trauma para mahasiswa yang kembali, keluarga yang terus berjuang mengenai kejelasan nasib anaknya, serta jiwa-jiwa yang terus berusaha meminta pertanggungjawaban pemerintah Indonesia mengenai desaparasidos.
Saya mengalami banyak emosi selama membaca Laut Bercerita. Sedih, kecewa, dan marah. Para tokoh-tokoh aktivis dalam buku ini terasa begitu nyata. Saya merasakan tekad dan harapan mereka demi Indonesia, persahabatan mereka yang begitu kuat, serta rasa sakit dan kekosongan mereka saat ditangkap dan disiksa. Tak lupa juga nasib keluarga yang anaknya tidak kembali, sungguh menyayat hati bagaimana di beberapa tahun awal mereka masih percaya bahwa anak mereka akan pulang. Belum lagi hubungan kakak-adik antara Biru Laut dan Asmara Jati. Semua warga Indonesia yang saat itu berani untuk bertindak, bersatu padu tanpa memandang perbedaan. Laut Bercerita benar-benar sebuah buku yang meringkas masa Orde Baru menjadi bacaan yang menarik dan mengharukan.
Buku ini seharusnya ada di perpustakaan setiap sekolah agar setiap pelajar tahu sebuah kenyataan yang pernah terjadi di negerinya sendiri. Pelajaran Sejarah Indonesia yang saya terima kebanyakan menjelaskan tentang perjuangan rakyat melawan penjajah asing dan perjuangan mengusahakan kemerdekaan. Memang penting untuk mengetahui hal tersebut. Namun, apakah kami tahu perjuangan Indonesia yang saat itu berjuang membenahi bangsa di bawah rezim pemerintahan seorang diktator? TIDAK. Padahal ini juga penting agar kami mengetahui kebenaran pada masa kelam Indonesia. Kenapa saya merasa seperti ditipu dan dibodohi? Sekolah, guru juga perpustakaannya, seharusnya menyediakan ilmu bukan malah menutupinya. Kenapa kami tidak boleh mengetahuinya? Topik ini seakan-akan menjadi topik yang terlarang dan tidak ada yang bisa menjelaskan di sekolah. Lalu kami, para pelajar, jika ingin mengetahui lebih dalam harus bertanya pada siapa?
Laut Bercerita akan membuka pikiran dan hati pembaca. Saat membacanya saya bahkan merasa "ah, ini seperti kisah fantasi yang biasanya saya baca, dimana rakyat yang tercium melakukan pemberontakan kepada pemimpinnya, akan langsung menemui siksaan atau bahkan maut." Nyatanya, segala yang baik maupun buruk dalam buku ini memang benar adanya. Kejadian pada masa Orde Baru dan desaparasidos 1998 diceritakan dengan jelas dan apik. Tokoh-tokoh dengan kisahnya yang seakan-akan hidup akan mencampur aduk emosi. Kita juga akan mengetahui perasaan bagaimana kehilangan seseorang yang tidak jelas nasibnya. Saya merekomendasikan Laut Bercerita, patut untuk dibaca oleh semua kalangan
“Dia pernah mengatakan, jangan takut kepada gelap. Gelap adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Pada setiap gelap ada terang meski hanya secercah, meski hanya di ujung lorong. Tapi menurut Sang Penyair, jangan sampai kita tenggelam pada kekelaman. Kelam adalah lambang kepahitan, keputus-asaan, dan rasa sia-sia. Jangan pernah membiarkan kekelaman menguasai kita, apalagi menguasai Indonesia.”
Berkisah tentang perjuangan para mahasiswa dan aktivis yang menuntut hak-hak kepada pemerintah saat itu. Di bawah tekanan dan bahaya, mereka pantang menyerah demi Indonesia yang lebih baik. Meski pada akhirnya mereka harus bersembunyi dalam pelarian dan akhirnya tertangkap lalu disiksa. Disekap di ruang bawah tanah, tidak tahu kapan mereka akan pulang. Beberapa dari mereka kembali menghirup udara bebas namun memiliki luka yang tak akan pernah sembuh. Sementara ketiga belas orang lainnya, hilang tak ada kabar. Inilah kisah tentang perjuangan, kehilangan, kekejian, cinta, dan harapan. Kawan-kawan, dengarkanlah kisah Biru Laut.
Jujur, awalnya saya tidak tertarik untuk membaca Laut Bercerita karena buku ini memang berbeda dari apa yang biasanya saya baca. Meski telah diyakinkan oleh Poppie bahwa ini merupakan cerita fiksi yang didasarkan pada kisah nyata, bukan seperti buku biografi atau semacamnya. Tetapi setelah saya membaca beberapa review mengenai buku ini, barulah saya tergerak untuk membacanya. Di sela-sela kesibukan sebagai pelajar, butuh waktu 5 hari bagi saya untuk menyelesaikannya. Meski harus curi-curi waktu di sekolah dan tidur agak malam, namun saya bersyukur bisa membaca buku ini dan mengetahui kebenaran yang tidak pernah diajarkan selama saya bersekolah.
Laut Bercerita memiliki 2 bagian, yaitu cerita dari sudut pandang Biru Laut dan dari sudut pandang Asmara Jati, adik Biru Laut. Baru saja membaca, saya sudah dikejutkan oleh prolognya. Biasanya saya akan menemukan sebuah prolog yang waktu kejadiannya sebelum seluruh kisah dalam buku dimulai. Namun, prolog Laut Bercerita justru merupakan kejadian yang waktunya setelah kisah Biru Laut dimulai. Jadi nanti dalam bagian Biru Laut, alurnya akan maju-mundur. Satu bagian akan menceritakan tentang perjuangannya bersama teman-teman lainnya, sedangkan bagian lain akan menceritakan tentang penangkapan paksanya. Satu bagian akan menceritakan tentang keluarganya, satu bagian akan menceritakan tentang penyiksaan yang dialaminya selama Ia dikurung.
Sedangkan bagian Asmara Jati merupakan kejadian yang waktunya sesudah seluruh kisah Biru Laut selesai. Jadi kita akan membaca dengan alur maju. Di bagian ini kita akan menemukan bagaimana luka dan trauma para mahasiswa yang kembali, keluarga yang terus berjuang mengenai kejelasan nasib anaknya, serta jiwa-jiwa yang terus berusaha meminta pertanggungjawaban pemerintah Indonesia mengenai desaparasidos.
Saya mengalami banyak emosi selama membaca Laut Bercerita. Sedih, kecewa, dan marah. Para tokoh-tokoh aktivis dalam buku ini terasa begitu nyata. Saya merasakan tekad dan harapan mereka demi Indonesia, persahabatan mereka yang begitu kuat, serta rasa sakit dan kekosongan mereka saat ditangkap dan disiksa. Tak lupa juga nasib keluarga yang anaknya tidak kembali, sungguh menyayat hati bagaimana di beberapa tahun awal mereka masih percaya bahwa anak mereka akan pulang. Belum lagi hubungan kakak-adik antara Biru Laut dan Asmara Jati. Semua warga Indonesia yang saat itu berani untuk bertindak, bersatu padu tanpa memandang perbedaan. Laut Bercerita benar-benar sebuah buku yang meringkas masa Orde Baru menjadi bacaan yang menarik dan mengharukan.
Buku ini seharusnya ada di perpustakaan setiap sekolah agar setiap pelajar tahu sebuah kenyataan yang pernah terjadi di negerinya sendiri. Pelajaran Sejarah Indonesia yang saya terima kebanyakan menjelaskan tentang perjuangan rakyat melawan penjajah asing dan perjuangan mengusahakan kemerdekaan. Memang penting untuk mengetahui hal tersebut. Namun, apakah kami tahu perjuangan Indonesia yang saat itu berjuang membenahi bangsa di bawah rezim pemerintahan seorang diktator? TIDAK. Padahal ini juga penting agar kami mengetahui kebenaran pada masa kelam Indonesia. Kenapa saya merasa seperti ditipu dan dibodohi? Sekolah, guru juga perpustakaannya, seharusnya menyediakan ilmu bukan malah menutupinya. Kenapa kami tidak boleh mengetahuinya? Topik ini seakan-akan menjadi topik yang terlarang dan tidak ada yang bisa menjelaskan di sekolah. Lalu kami, para pelajar, jika ingin mengetahui lebih dalam harus bertanya pada siapa?
Laut Bercerita akan membuka pikiran dan hati pembaca. Saat membacanya saya bahkan merasa "ah, ini seperti kisah fantasi yang biasanya saya baca, dimana rakyat yang tercium melakukan pemberontakan kepada pemimpinnya, akan langsung menemui siksaan atau bahkan maut." Nyatanya, segala yang baik maupun buruk dalam buku ini memang benar adanya. Kejadian pada masa Orde Baru dan desaparasidos 1998 diceritakan dengan jelas dan apik. Tokoh-tokoh dengan kisahnya yang seakan-akan hidup akan mencampur aduk emosi. Kita juga akan mengetahui perasaan bagaimana kehilangan seseorang yang tidak jelas nasibnya. Saya merekomendasikan Laut Bercerita, patut untuk dibaca oleh semua kalangan