Scan barcode
A review by blackferrum
Reset by L. Zeth
dark
mysterious
tense
medium-paced
- Plot- or character-driven? Character
- Loveable characters? No
- Diverse cast of characters? It's complicated
3.0
Pembukaannya dibuat tegang dengan sosok "aku" yang hidupnya di ujung tanduk karena di luar tempat persembunyiannya si pembunuh mencoba mendobrak masuk. Di tengah permohonan terakhirnya sebelum nyawanya menghilang, dia ingin mengembalikan waktu karena merasa kematian dua teman dekatnya dinilai tidak adil. Lalu, semua menggelap. Tokoh "aku" terbangun di dalam mobil bersama dua orang yang dia sebut sebelum pingsan.
Baru kali ini baca novel dengan konsep time-loop. Aku akui, konsepnya terstruktur. Bakal ada pengulangan ketika pola tertentu sudah terpenuhi. Lalu ada konsekuensi setiap pengulangan yang harus dipatuhi sebelum terlambat. Aku suka bagian ini, terutama pembukanya udah bikin jantungan karena harus survive dari vila yang letaknya terpencil, kunci mobil hilang, eh mati lampu pula.
Kisah masa lalu mulai digulir sejak bab satu dan ini yang agak menganggu. Bukan, bukan karena ada kilasan masa lalu jadi berantakan. Tapi penempatan infonya yang nggak pas. Berkali-kali adegan yang tegang diselipi informasi masa lalu yang well kesannya malah mendadak. Entah apa memang bertujuan seperti itu atau bagaimana. Yang pasti, thrilling moment-nya berkurang seketika.
Karakterisasinya oke. Voice lumayan lah bisa dibedakan. Yang nggak bisa diprediksi perubahan mood karakter. Eh, mood di sini bukan perubahan emosi drastis begitu enggak, tapi lebih ke tone karakternya beda dari penggambaran di awal. Rasanya kasus lima tahun lalu yang omong-omong sering banget disebut mengubah kepribadian mereka sekarang. Tapi, berubahnya di ending aja. Entahlah, mungkin karena kepepet jadi ngeluarin sifat aslinya?
Bagian konflik bagiku masih banyak lubang. Beberapa kata seperti orang itu, lima tahun lalu, kejadian itu, sering banget diulang sampai terkesan repetitif. Mengganggu. Bagian ini nggak sreg di aku karena seolah diingatkan agar nggak lupa dengan orang itu, lima tahun lalu, kejadian itu. Terlebih, seperti menggoda pembaca agar penasaran dengan maksud "itu" yang bakal di-spill di akhir.
Apa lantas memuaskan? Nope. Justru di sini poin "bong!"-nya. Bagian-bagian yang rumpang dari kebenaran yang bikin ending, momen of truth, dan penyelesaian terasa kosong. Kayak masa iya begitu? Kok aneh, ya. Oh, dan bagiku motif si pelaku ini nggak kuat. Rasanya masih nggak bisa menyokong motivasinya buat membunuh teman-temannya. Kalau bisa ngeyel, harusnya si pelaku kalah suara dan tenaga. 1 vs 7. Meskipun si pelaku ini psikopat, tetap aja dia bisa lumpuh kalau semua orang bersatu.
Mungkin, mungkin bisa dimaklumi kalau kondisi si pelaku ini udah gelap mata banget, membabi buta bunuh semua orang. Tapi, sayangnya enggak dan ini bikin ceritanya jadi kurang nendang.
Oh, ini catatan pribadi dari pengamatan buku penulis sebelumnya. Masih konsisten menyelipkan semua info di awal dan tidak menghapus informasi yang tidak perlu lalu berpotensi menumpuk jadi info dump.
Overall, lumayan menghibur. Misteri perpindahan waktunya bikin penasaran.
Baru kali ini baca novel dengan konsep time-loop. Aku akui, konsepnya terstruktur. Bakal ada pengulangan ketika pola tertentu sudah terpenuhi. Lalu ada konsekuensi setiap pengulangan yang harus dipatuhi sebelum terlambat. Aku suka bagian ini, terutama pembukanya udah bikin jantungan karena harus survive dari vila yang letaknya terpencil, kunci mobil hilang, eh mati lampu pula.
Kisah masa lalu mulai digulir sejak bab satu dan ini yang agak menganggu. Bukan, bukan karena ada kilasan masa lalu jadi berantakan. Tapi penempatan infonya yang nggak pas. Berkali-kali adegan yang tegang diselipi informasi masa lalu yang well kesannya malah mendadak. Entah apa memang bertujuan seperti itu atau bagaimana. Yang pasti, thrilling moment-nya berkurang seketika.
Karakterisasinya oke. Voice lumayan lah bisa dibedakan. Yang nggak bisa diprediksi perubahan mood karakter. Eh, mood di sini bukan perubahan emosi drastis begitu enggak, tapi lebih ke tone karakternya beda dari penggambaran di awal. Rasanya kasus lima tahun lalu yang omong-omong sering banget disebut mengubah kepribadian mereka sekarang. Tapi, berubahnya di ending aja. Entahlah, mungkin karena kepepet jadi ngeluarin sifat aslinya?
Bagian konflik bagiku masih banyak lubang. Beberapa kata seperti orang itu, lima tahun lalu, kejadian itu, sering banget diulang sampai terkesan repetitif. Mengganggu. Bagian ini nggak sreg di aku karena seolah diingatkan agar nggak lupa dengan orang itu, lima tahun lalu, kejadian itu. Terlebih, seperti menggoda pembaca agar penasaran dengan maksud "itu" yang bakal di-spill di akhir.
Apa lantas memuaskan? Nope. Justru di sini poin "bong!"-nya. Bagian-bagian yang rumpang dari kebenaran yang bikin ending, momen of truth, dan penyelesaian terasa kosong. Kayak masa iya begitu? Kok aneh, ya. Oh, dan bagiku motif si pelaku ini nggak kuat. Rasanya masih nggak bisa menyokong motivasinya buat membunuh teman-temannya. Kalau bisa ngeyel, harusnya si pelaku kalah suara dan tenaga. 1 vs 7. Meskipun si pelaku ini psikopat, tetap aja dia bisa lumpuh kalau semua orang bersatu.
Mungkin, mungkin bisa dimaklumi kalau kondisi si pelaku ini udah gelap mata banget, membabi buta bunuh semua orang. Tapi, sayangnya enggak dan ini bikin ceritanya jadi kurang nendang.
Oh, ini catatan pribadi dari pengamatan buku penulis sebelumnya. Masih konsisten menyelipkan semua info di awal dan tidak menghapus informasi yang tidak perlu lalu berpotensi menumpuk jadi info dump.
Overall, lumayan menghibur. Misteri perpindahan waktunya bikin penasaran.
Graphic: Gore, Violence, Blood, and Murder
Minor: Sexual assault