You need to sign in or sign up before continuing.
Take a photo of a barcode or cover
clavishorti's reviews
108 reviews
- Plot- or character-driven? Plot
- Strong character development? No
- Loveable characters? No
- Diverse cast of characters? No
- Flaws of characters a main focus? It's complicated
4.0
Graphic: Body horror, Death, Gore, Rape, Sexual assault, Blood, and Murder
Moderate: Bullying, Misogyny, Suicidal thoughts, and Suicide
- Plot- or character-driven? A mix
- Strong character development? Yes
- Loveable characters? Yes
- Diverse cast of characters? It's complicated
- Flaws of characters a main focus? It's complicated
5.0
Graphic: Animal cruelty, Body horror, Gore, Blood, Medical trauma, Murder, Fire/Fire injury, and Injury/Injury detail
- Plot- or character-driven? A mix
- Strong character development? It's complicated
- Loveable characters? It's complicated
- Diverse cast of characters? No
- Flaws of characters a main focus? It's complicated
5.0
Graphic: Child abuse, Eating disorder, Mental illness, Misogyny, Rape, Sexual assault, Sexual content, Suicide attempt, and Sexual harassment
Moderate: Blood and Vomit
- Plot- or character-driven? A mix
- Strong character development? Yes
- Loveable characters? It's complicated
- Diverse cast of characters? No
- Flaws of characters a main focus? Yes
4.0
Graphic: Infidelity and Misogyny
- Plot- or character-driven? A mix
- Strong character development? It's complicated
- Loveable characters? It's complicated
- Diverse cast of characters? No
- Flaws of characters a main focus? It's complicated
3.0
Graphic: Rape, Sexual violence, Torture, and Murder
Moderate: Addiction, Drug abuse, and Suicide
Minor: Fatphobia, Infidelity, and Car accident
- Plot- or character-driven? A mix
- Strong character development? It's complicated
- Loveable characters? It's complicated
- Diverse cast of characters? Yes
- Flaws of characters a main focus? It's complicated
5.0
Minor: Body horror, Emotional abuse, Gore, Hate crime, and Murder
- Plot- or character-driven? A mix
- Strong character development? It's complicated
- Loveable characters? It's complicated
- Diverse cast of characters? Yes
- Flaws of characters a main focus? It's complicated
4.0
I had the pleasure of reading Cursed Bunny in its English translation by Anton Hur. From start to finish, the narrative flowed seamlessly, and I encountered no significant difficulties in grasping the stories. Anton Hur’s translation is nothing short of masterful; he meticulously preserves the nuances and intensity of Bora Chung’s original prose. His skillful translation ensures that the unique voice and unsettling atmosphere of each story resonate deeply with readers.
Graphic: Animal cruelty, Animal death, Body horror, Bullying, Death, Emotional abuse, Gore, Infidelity, Blood, Grief, Pregnancy, and Injury/Injury detail
Moderate: Incest and Suicide
Minor: Rape, Vomit, and War
- Plot- or character-driven? Character
- Strong character development? It's complicated
- Loveable characters? It's complicated
- Diverse cast of characters? It's complicated
- Flaws of characters a main focus? It's complicated
3.0
Namun, pernahkah kamu membayangkan kisah menyeramkan yang tersembunyi di balik teru teru bozu? Lupakan sekadar boneka pengusir hujan yang biasa kamu kenal. Di dalam buku ini, teru teru bozu menjadi simbol kengerian yang menuntut nyawa. Bayangkan, di balik kain putih yang berkibar, tersembunyi sesuatu yang jauh lebih mengerikan daripada kertas atau kain perca.
Beranikah kamu membaca buku ini hingga akhir, mengetahui bahwa setiap lembar membawa ancaman yang lebih menakutkan dari sebelumnya?
Teru Teru Bozu karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie adalah salah satu buku dari seri Fantasteen yang telah saya tamatkan dengan penuh antusias. Dalam buku ini, saya dibawa menikmati petualangan cerita dengan latar tempat dan budaya Jepang yang sangat kuat dan autentik. Ziggy berhasil membangun suasana yang kaya akan detail, membawa pembaca langsung ke jantung kehidupan sehari-hari di Jepang dengan segala tradisinya.
Cerita ini berpusat pada kehidupan anak-anak sekolah, yang melalui sudut pandang mereka, kita diajak menyusuri berbagai peristiwa misterius dan menegangkan. Gaya penulisan Ziggy membuat saya dengan mudah mengikuti alur cerita dan terhanyut dalam setiap kejadian. Saya sangat mengapresiasi bagaimana Ziggy menyelipkan elemen-elemen kejutan yang membuat pembaca terus penasaran tentang bagaimana kisah ini akan berakhir.
Namun, meskipun saya sangat menikmati buku ini, ada beberapa kekurangan yang saya rasakan. Ada bagian-bagian di mana hubungan antara tokoh dan kejadian terasa kurang jelas dan sedikit membingungkan. Beberapa interaksi dan latar belakang karakter terasa belum sepenuhnya terjelaskan, membuat saya harus berpikir keras untuk memahami kaitannya dengan plot utama.
Meski demikian, secara keseluruhan, saya sangat menikmati buku Teru Teru Bozu karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. Akhir cerita yang penuh ketegangan sukses membuat saya merinding dan meninggalkan kesan yang cukup mendalam. Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie sekali lagi membuktikan kemampuannya dalam menulis cerita yang tidak hanya menarik tetapi juga penuh misteri, membuat pembaca tidak sabar menunggu karya-karya berikutnya.
Graphic: Body horror and Murder
Moderate: Child death, Gore, and Blood
- Plot- or character-driven? A mix
- Strong character development? It's complicated
- Loveable characters? It's complicated
- Diverse cast of characters? Yes
- Flaws of characters a main focus? It's complicated
3.0
Keunikan buku ini terpatri dalam pembagian puisi-puisinya ke dalam empat bagian yang disebut ‘kaleng’, sebuah istilah yang membawa kita dalam perenungan mendalam akan makna yang terkandung di baliknya. Seolah menyuguhkan perjamuan bagi jiwa yang haus akan keindahan kata-kata, kaleng-kaleng tersebut menghidangkan puisi-puisi dengan ragam rasa dan aroma yang menggoda. Dalam setiap kaleng, kita diundang untuk menjelajahi ranah yang berbeda, tetapi tetap terkait dalam kesatuan yang harmonis, sebagaimana sebuah perjamuan yang menyatukan beragam cita rasa dalam satu meja.
Tidak dapat disangkal bahwa judul buku ini, Perjamuan Khong Guan, mengundang perenungan akan hubungan erat antara puisi dengan produk ikonik biskuit Khong Guan. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Khong Guan adalah sebuah perusahaan yang menjelma menjadi raksasa dalam skala internasional, mengukir namanya dalam industri makanan, khususnya produk biskuit dan wafer. Tentu saja, yang paling legendaris adalah kehadiran biskuit Khong Guan dalam kemasan kaleng.
Kemasan kaleng ini tidak hanya menjadi wadah untuk menyimpan produk, tetapi juga menjadi wadah untuk mengumpulkan sejuta kenangan dan cerita di setiap sudutnya. Di sisi kaleng, terpampang dengan anggun potret keluarga yang sedang bersama di meja makan: seorang ibu dan dua anaknya. Gambar ini sungguh menarik perhatian, karena begitu mirip dengan sampul depan dari buku Perjamuan Khong Guan ini. Seolah menjadi jendela ke dalam isi buku, potret ini membawa kita pada perjalanan yang menggugah hati dan menghidupkan kembali kenangan-kenangan yang terpendam dalam setiap kaleng biskuit Khong Guan.
Puisi-puisi dalam buku Perjamuan Khong Guan memang menawarkan sejumlah kekhasan yang memikat hati pembaca. Khususnya, bagi saya, bagian “Kaleng Tiga” menjadi daya tarik tersendiri karena seluruhnya mengisahkan perjalanan hidup seorang tokoh bernama Minnah. Dari awal kehadiran Minnah di dunia, dengan segala haru bahagia dalam “Lahirnya Minnah”, hingga berbagai liku-liku yang dihadapinya dalam “Demam Minnah”, setiap bait puisi membawa kita pada sebuah perjalanan emosional yang mendalam.
Namun, dalam membandingkan puisi-puisi dalam buku Perjamuan Khong Guan dengan karya sebelumnya seperti buku Celana, saya melihat sebuah perbedaan yang cukup mencolok. Puisi-puisi dalam Perjamuan Khong Guan cenderung lebih singkat dan padat, mempersembahkan makna dalam ruang yang lebih terbatas. Hal ini menjadi pertimbangan bagi saya, yang lebih menggemari puisi yang mengalir dalam panjang dan mendalam.
Namun demikian, saya sadar bahwa kecenderungan dalam menikmati puisi adalah hal yang sangat subjektif. Setiap pembaca memiliki selera dan keunikan masing-masing. Bagi beberapa orang, puisi yang singkat dan langsung pada intinya mungkin lebih memikat, sementara bagi yang lain, keindahan puisi terletak pada kemampuannya untuk mengalir dalam aliran yang panjang dan mendalam. Keberagaman dalam kesenian adalah sebuah keniscayaan, dan perbedaan pandangan hanya menambah kekayaan dalam dunia sastra yang penuh warna.
Tidak tersembunyi bahwa kesenangan melanda diri saya saat menjelajahi halaman-halaman buku Perjamuan Khong Guan yang tercipta dari pena Joko Pinurbo. Saya terpesona oleh kemampuan sang penyair dalam memilih kata-kata yang luar biasa kreatif, menghiasai setiap baris dengan keindahan yang memikat hati dan menyentuh jiwa.
Hal yang mengagumkan lainnya adalah variasi nada dalam puisi-puisi ini. Dari bait yang menghanyutkan dalam suasana serius, hingga sindiran yang menggoda senyum, bahkan hingga humor yang membuat hati riang. Sungguh, keberagaman ini menciptakan sebuah pertunjukan sastra yang memikat, mengajak pembaca untuk merasakan segala nuansa emosi yang terpancar dari setiap rangkaian kata. Bagi siapa pun yang ingin menggali keindahan dan kedalaman puisi karya Joko Pinurbo, buku Perjamuan Khong Guan adalah pilihan yang tepat.
- Plot- or character-driven? A mix
- Strong character development? Yes
- Loveable characters? Yes
- Diverse cast of characters? It's complicated
- Flaws of characters a main focus? No
5.0
Namun, kehidupannya terguncang oleh getaran perang saat pesawat Jerman mulai menjatuhkan bom yang mengancam keamanan mereka. Di tengah kekacauan perang yang melanda, Ada harus menemukan keberanian untuk melangkah ke dunia yang tidak pasti di luar sana. Tapi, sebelum dia bisa menghadapi ketidakpastian itu, ada satu rintangan mendasar yang harus dia taklukkan: belajar berjalan. Bisakah dia menggunakan kakinya untuk berjalan?
The War that Saved My Life karya Kimberly Brubaker Bradley membawa pembaca untuk menjelajahi perjalanan hidup seorang gadis kecil yang berani bernama Ada Maria Smith, di tengah-tengah gemuruh tahun 1939 saat awal Perang Dunia II. Dengan latar belakang genre sejarah fiksi, buku ini tidak sekadar cerita perang, tetapi menggali lebih jauh ke dalam perjuangan dan trauma yang dialami tokoh utamanya.
Ada, gadis kecil yang dilahirkan dengan keunikan fisik yang mencolok—kaki pekuk, terperangkap dalam dunia gelap dan penuh penyiksaan yang diciptakan oleh ibunya sendiri. Dipermalukan dan dihukum tanpa ampun, Ada tumbuh dalam lingkungan yang memupuskan segala harapan dan kepercayaan dirinya. Kehidupannya yang terbatas bahkan menghalangi kemampuannya untuk belajar berjalan, memaksa dirinya merangkak dan hanya bisa mengintip dunia luar melalui jendela.
Di tengah kekacauan perang yang semakin meluas, ketika pesawat Jerman mengguncang langit London dengan ancaman bom, takdir Ada semakin tidak pasti. Akankah ibunya memasukkan nama Ada dalam evakuasi bersama adiknya, Jamie, ataukah membiarkannya terperangkap dalam bahaya di rumah yang selama ini menjadi penjara batinnya?
Namun, sinar harapan mulai muncul ketika keinginan akan kebebasan tumbuh dalam diri Ada. Dengan keyakinan bahwa mungkin ibunya akan berubah ketika dia bisa berjalan, dia memulai perjalanan menuju keberanian dengan belajar berjalan.
Saya sangat terkesan dengan pengalaman membaca buku The War that Saved My Life. Setiap baris narasi mampu menangkap perhatian saya dengan kuat, membawa saya ke dalam aliran peristiwa yang menyentuh dan mendalam. Yang paling menarik adalah bagaimana perjalanan hidup Ada dan Jamie dimulai, dan pertemuan mereka dengan Susan memberikan sentuhan emosional yang luar biasa.
Kesedihan yang menyayat hati mewarnai kisah mereka, terutama saat mereka berhadapan dengan dunia luar yang begitu asing bagi mereka. Meskipun dihadapkan dengan kebaikan, ketakutan yang tumbuh akibat perlakuan buruk ibu mereka membuat mereka ragu menerima bantuan. Bagi Ada, perjuangan melawan trauma dan rasa terkekang menjadi medan pertempuran internal yang memilukan, dan saya merasakan betapa dalamnya perjuangan batin yang dia alami.
Meskipun ada saat-saat di mana saya merasa kesal dengan sikap Ada terhadap Susan, saya menyadari bahwa responsnya itu tidak terlepas dari luka batin dan trauma yang mendalam yang telah dialaminya. Namun, dalam hal ini, saya sangat menghargai keteguhan hati Susan yang tak pernah luntur, bahkan dihadapkan pada sikap dingin dan ketidakpercayaan dari Ada. Keberaniannya untuk tetap mendekati dan memberikan bantuan kepada mereka menunjukkan ketulusan dan kebaikan hati yang luar biasa.
Tidak hanya itu, saya juga ingin menyoroti kehebatan dalam penerjemahan karya ini ke dalam bahasa Indonesia oleh Maicel Andrea. Pemilihan kata-katanya sangat tepat dan mengena, sehingga mampu menyampaikan esensi dan nuansa cerita aslinya dengan baik. Kemampuan untuk mempertahankan keindahan dan kedalaman cerita asli merupakan pencapaian yang patut diacungi jempol.
Secara keseluruhan, pengalaman membaca buku ini sungguhlah luar biasa. Setiap halaman mampu menghadirkan perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Bagi siapa pun yang mencari pengalaman membaca yang mendalam dan memikat secara emosional, The War that Saved My Life karya Kimberly Brubaker Bradley adalah pilihan yang patut untuk dipertimbangkan. Dengan alur cerita yang menarik dan karakter yang kuat, buku ini memberikan pelajaran tentang keberanian, kekuatan keluarga, dan arti sejati dari kebebasan.
Graphic: Ableism, Child abuse, Emotional abuse, Panic attacks/disorders, Abandonment, and War
Moderate: Death and Torture