✒️La peste escarlata, 1912
Me he quedado muda con este relato, me ha gustado mucho la forma da narrar esa historia que hemos visto y leído de mil formas distintas y que hemos experimentado en vivo y directo el pasado 2020

(3/5) Es un libro (¿novela corta? ¿cuento?) breve y al punto, sobre una sociedad completamente destruida por una enfermedad que segó totalmente a la humanidad en poco menos de un par de meses. Sesenta años en el futuro, el último sobreviviente del mundo pre peste escarlata le cuenta a sus nietos, salvajes y analfabetos, sobre el mundo que quedó atrás, y como la aparición de esta enfermedad sacó los peores lados de la sociedad. Creo que plantea buenas ideas pero se queda corto en general, entiendo que el foco está en traer a colación el lado menos empático, más salvaje e instintivo de los seres humanos que se despierta en situaciones de peligro extremo, pero sentí a los personajes muy unidimensionales, no es creible esta pérdida completa de la vida en sociedad que se da, el retroceso a eras completamente sin ningún avance tecnológico ni social, se siente por momentos burdo y poco profundo más allá de representar esa típica frase de "todo tiempo pasado siempre fue mejor". Es un clásico dentro de las novelas de apocalípsis pero me falla la parte especulativa y el análisis más profundo de la sociedad y la psique humana que suele caracterizarlas. No la considero una mala lectura, simplemente olvidable. Sin duda lo que más me conmovió fue leerla luego de haber vivido en carne propia una pandemia, sino, sería una lectura aún menos relevante para mí.

I read only the title story, a fascinating piece of sf set right about now (2012-13) following the destruction of human civilization by plague. An early 20th-c meditation on devolution.

cidden yok artık london

Un peu plus d'un demi siècle après une épidémie dévastatrice (survenue en 2013...), un vieil homme raconte le monde dont il est l'un des seuls survivants et sa fin à ses petits fils.
On sent à la fois le désespoir et la résignation du vieil homme face à ce qu'est devenu son monde et sa civilisation, ce retour à un âge de superstition et de violence: tout n'est qu'un cycle qui se répète à l'infini.
Le contraste entre le vieil homme érudit, vestige de son temps, et des garçons sauvages est plutôt intéressant et parfois même cruellement amusant, souvent aux dépends du vieil homme.
Bien que ce conte post-apocalyptique ne soit pas l'un des meilleurs du genre, c'est un court et étrange récit d'anticipation d'un réalisme parfois choquant. Écrit il y a plus d'un siècle... brrr, un petit frisson sinistre pour un dimanche après-midi sombre dans nos temps incertains.

JoglosemarRC2021


Bertema disaster/pandemi/apocalypse



Musim panas tahun 2013, penyakit aneh menyerang kota New York. Diberitakan terjadi beberapa kematian yang begitu cepat, ditandai dengan wajah dan tubuh yang berubah menjadi merah. Dalam waktu 24 jam, penyakit tersebut diberitakan juga melanda Chicago. Bahkan kota London sebenarnya sudah dilanda penyakit aneh ini sejak dua minggu lalu, tetapi menyembunyikannya dari umum dengan melarang media memberitakannya.
.
.
Professor James Howard Smith yang saat itu berusia 27 tahun dan tinggal di California awalnya meremehkan penyakit itu dan menganggapnya seperti penyakit lain yang akan segera ditemukan obatnya. Tetapi kematian tiba-tiba seorang murid yang sehat dan bugar di hadapannya mengubah pandangannya. Kematian semakin meluas karena terjadi begitu cepat, hanya dalam satu jam sejak gejala awal muncul. Jenazah yang tak sempat terurus dan dikubur tergeletak begitu saja di pinggir jalan menyebabkan penyakit semakin menyebar, karena penyakit aneh ini merusak tubuh penderitanya begitu cepat saat meninggal. Sehingga kuman di dalam jenazah lebih cepat keluar dan menyebar.
.
.
.
Di saat orang di sekitarnya meninggal satu-persatu Professor Smith berhasil selamat dan hanya segelintir orang saja yang dia tahu berhasil selamat dari pandemi ini. Orang-orang yang berhasil selamat ini mulai membentuk suku-suku mereka sendiri.
.
Sekarang, 60 tahun sejak pandemi terjadi, kehidupan seakan kembali ke masa yang jauh. Pakaian dari kulit hewan, tak ada uang, tak ada alat telekomunikasi, tak bisa membaca, dan lain-lain. Professor Smith, satu-satunya orang yang selamat dari pandemi dan masih bertahan hidup merasa sedih dengan kemunduran ini dan berharap agar populasi manusia berhasil meningkat seiring berjalannya waktu.
.
.
.
.
.
Di novel diceritakan pandemi terjadi di tahun 2013, tetapi di novel ini tahun segitu masih ada perbudakan.
Sayang sekali novel pendek ini terlalu pendek huhu.