blackferrum's reviews
618 reviews

Nirmala - Schlägerherz by Jutta Nymphius

Go to review page

emotional hopeful lighthearted reflective fast-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

Kurasa Jutta Nymphius ini semacam ahli bikin cerita anak yang fokusnya bukan dari kacamata orang dewasa, melainkan anak-anak itu sendiri. Memang ada peran orang dewasa di sini, tapi nggak menutupi gambaran dunia Kay sebenarnya seperti apa. Mau nggak mau aku terhipnotis dengan cara berpikir Kay dan beberapa karakter anak yang dijadikan "kepala".

Ceritanya sederhana, tapi tetap rumit. Yah, latar belakang keluarga dan alasan Kay nakal sering banget kita temui, kok, intinya yang berbeda. Apalagi di sini ada Greta yang berkebutuhan khusus dan bayangkan, ya, Kay menjauhi semua orang diharuskan menjaga seorang teman. Even Greta tidak berkebutuhan khusus bakal sulit buat Kay karena baginya hanya ada dia di dunianya. Kay ini lagi berusaha memanjat karena sudah telanjur terperosok jauh dari kehidupan awalnya.

I like how Kay changed his perspective and attitude after met Greta. Yah, namanya juga anak berandal dan nakal, pasti malu kalau disuruh melakukan hal-hal soft semacam babysitting, but slowly dia bisa memilah mana yang perlu dijauhi, mana yang enggak.

Dan aku pengin berterima kasih sama orang dewasa di buku ini, terutama Frau Holler yang udah mau percaya dengan Kay dan yakin dia bisa berubah. Every child need her, bukan manusia-manusia yang cuma bisa melampiaskan luka masa lalu ke generasi berikutnya dan memilih bersembunyi di balik tuduhan "kamu lemah".

Bacaan bagus yang harus banget direkomendasikan ke cucu, anak, adik, keponakan, dsb.

Expand filter menu Content Warnings
Bentala Sella by Akaigita

Go to review page

emotional funny informative inspiring lighthearted reflective medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

3.75

Actual rating: 3,8

Nasib petani urban tidak melulu sejahtera. Persaingan antarpedagang jadi satu dari sekian masalah yang harus Sella hadapi. Di tengah huru-hara perebutan takhta dalam rak sayuran di supermarket, orang dari masa lalu Sella datang. Merusuh. Yah, setidaknya efek yang ditimbulkan ke Sella sih begitu. Priska mungkin setuju kalau Sella jadi kayak cacing setelah Paris balik.

Kaget ternyata ini sekuel EP :o nggak nyangka setelah sekian tahun dikasih kelanjutan kisah keduanya. Karena nggak baca ulang EP dulu, agak kaget juga ternyata karakter Sella sinis, pol. Well, nggak akan kuprotes sih soal ini karena paham banget ya jodoh kan biasanya cerminan diri, lho.

Bahasan soal kebun hidroponik beserta produk yang dihasilkan dari sistem itu nambah insight. Aku suka sama cara penulis kasih informasi disambungin sama karakter. Mana karakternya udah macam marketing gitu ya ke pembaca, jadi penasaran pengin ikut bantu-bantu emaknya Sella juga atau minimal ya magang, lah. Eh, tapi nggak jadi, deh, kayaknya mau jadi suporter Katia aja, hehe.

Kalo diperhatiin, Pasha ini sebagai pasangan kayaknya red flag, tapi Sella juga red flag sebagai pasangan ke Pasha. Jadi, ya intinya sama aja sih, mereka. Komunikasinya kebanyakan dark jokes jadi ya gitulah. Lama-lama dimaklumi karena bahasa cinta mereka mungkin memang begitu. Plus, nggak ada orang yang nggak red flag buat pasangannya dan dipikir ulang, label "flag" terlalu luas dan banyak padahal ya Pasha being Pasha, Sella being Sella, selama mereka klop dan bisa saling menerima mah, orang luar bisa apa? xD

Anyway, ending-nya mau kukasih emot ini aja :))))))))))))))))))))))))
Muslihat Berlian by Tsugaeda

Go to review page

adventurous dark funny informative mysterious tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? N/A
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

3.75

Actual rating: 3,8

Ending-nya astagaaa. Alih-alih kasihan malah kepengin ngakak, sih. Kali ini pakai alur yang diceritakan orang ketiga. Karakter Junaedi ini kuat, kok, sebenarnya, tapi sayang kurang panjang xD

Ada beberapa hal yang masih mengganjal bahkan sampai akhir masih menimbulkan pertanyaan. Apakah bau-bau bakal ada lanjutannya? Atau Jun gabung ke universe pertama? Hmmm ....
Efek Jera by Tsugaeda

Go to review page

challenging dark funny informative mysterious reflective tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? N/A
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

Now I know cerita Dio yang bikin penasaran setengah mati itu kayak gimana. Hahaha, ini murni opini pribadiku karena buku ini menang SPA 2020 sebagai Best Thriller jadi penasaran isinya kayak apa. Isunya bikin keder, padahal cuma fiksi. Eh, atau Penida Airways ini ada beneran? ._.

Setelah ayahnya terkena OTT atas kasus korupsi dan keluarganya menjadi tak keruan, Dio keluar dari rumah, hidup di jalanan sembari menjajakan DVD bajakan. Om Jon, seseorang dari masa lalunya datang membawa sebuah penawaran misterius. Pekerjaan yang akhirnya membawa Dio menyelidiki bobroknya internal Penida Airways dan aksi penyelamatan seorang saksi ke negara lain.

Narasinya enak banget dibaca. Tipe tulisan yang bisa ngomong sembari berdongeng ke pembaca. Kasusnya rumit, tapi nggak membingungkan. Ditambah isu soal ketenagakerjaannya oke banget. Kasusnya bikin kaget, tapi nggak bikin heran.

Karakter Dio ini kuat, sih. Pak Makarim, Om Jon, sampai Dinta, even Gepeng punya voice yang kuat dan bisa dibedakan. Tentu, deskripsi karakter dan penokohannya membantu. Oh, Dio ini termasuk cerdas, ya, tapi agak naif emang haha. Nggak sabar baca cerita petualangan dia yang lain.
Rent a Boyfriend - Pura-pura Pacar by Gloria Chao

Go to review page

emotional funny informative lighthearted reflective relaxing slow-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? N/A
  • Loveable characters? N/A
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

3.0

Pertama kali baca tulisan Gloria Chao, agak ragu sama jumlah halamannya, tapi ternyata oke juga. Enggak kayak terjemahan dari duh-lupa-namanya, terjemahan yang ini lumayan luwes dan gaya penulisannya juga enak buat diikuti.

Chloe rela mengeluarkan uang lebih demi bisa menyewa seorang pacar untuk dikenalkan pada orang tuanya saat Thanksgiving. Semua berjalan lancar, atau Chloe pikir begitu, sampai orang tuanya semakin mendesak. Hubungan Chloe dan Drew tidak lagi dibatasi masalah klien dan talent. Masalahnya, latar belakang Drew 180 derajat berbeda dengan harapan orang tua Chloe.

Idenya soal sewa pacar bohongan memang bukan sesuatu yang baru, ya, tapi alasan Chloe sampai rela mengeluarkan dolar berlebih demi menyewa pacar itu yang wow. Wow karena dia dianggap sebagai cewek yang "lurus". Well, ini bahasa halusnya, ya, aslinya (di buku ini, even terjemahannya) kasar banget. Pantes aja sampe belain nyewa Drew, lagi, di hari besar lain. Orang tuanya Chloe tipe Asian parents yang concern banget masalah jodoh, sih. Kayak mesti pas dilihat dari sudut mana pun (even dari sedotan).

Latar belakang Drew bagus, sih, kuat juga. Tapi, sayang banget ya usaha dia buat dekat sama keluarganya kurang diekspos. Cuman yah, ini kan memang soal pacar pura-pura, condongnya lebih ke Chloe pula, jadi yahhh. Jadi kepo sama lukisan bertema bulannya Drew, sama sosok Chang'e.
Rotasi Dunia Reiji by Itakrn

Go to review page

funny lighthearted sad fast-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? N/A
  • Flaws of characters a main focus? Yes

3.0

Hal terceroboh pas memutuskan beli buku ini adalah nggak cek ending atau setidaknya coba baca versi Wattpad-nya dulu karena astaga ... pokoknya nggak expect aja, deh, dikasih ending kayak begitu. GREGETAN POL.

Untuk menjelaskan blurb buku, ceritanya soal mahasiswa baru salah jurusan, Aeris, ketemu senior tegas yang gabung HMJ, Reiji. Mereka berdua lama-lama dekat, walaupun kelakuan Aeris ini bukan teladan bagi maba mana pun. Kedekatan keduanya berkembang jadi sebuah hubungan sampai akhirnya fakta mengenai latar belakang masing-masing membuat hubungan yang baru dibangun itu mendadak retak dan banyak hal terjadi. Hal yang membuat mereka usai atau tetap bertahan sampai kapan pun.

Jujur aku enjoy banget baca ini karena memang muatannya sendiri ringan. Well, isunya sih enggak, ya, berat sebetulnya. Apalagi dari sisi keluarga Aeris. Cuman, penulis bisa mengeksekusi cerita jadi alurnya gampang banget kita ikutin tanpa ninggalin kesan depresif kelar baca.

Tapiii, ada beberapa yang memang harus dibenahi. Banyak sebetulnya. Entah buat memangkas jumlah halaman atau bagaimana, ya, beberapa bagian mendadak dipercepat terus kayak tiba-tiba aja udah sampai sini. Unsur "how do you feel"-nya kureng jujur, makanya emosi ceritanya nggak bisa sampai ke pembaca (re: aku). Aku bakal tandai as spoiler, kalau nggak berkenan mengintip, bisa langsung skip aja :)))
- proses pendekatan Aeris dan Reiji itu supersingkat. Aku sendiri kurang merasakan kemistri keduanya, makanya heran kok bisa langsung merasa klik lalu memutuskan buat pacaran?
- aku tahu udah ada penjelasan soal kenapa Reiji memilih ngekos, tapi tetap nggak menangkap alasan kuatnya, kayak ... kondisi di rumah dia, kan, nggak memungkingkan buat dianya ngekos gitu, lho, maksudku adiknya sendirian sampai kelaperan nunggu ibunya pulang, hape juga ibunya doang yang punya, kalau ibunya belum pulang si adek nggak bisa menghubungi Reiji. Kasihan banget :( awalnya kupikir alasan kuatnya karena Reiji ikut bapaknya (ortunya cerai) dan adeknya ikut si ibu. Atau kondisi di rumah nggak kondusif buat belajar karena ya Reiji buka jasa joki tugas juga, tapi kalau ditelaah dari seringnya si adek nggak bareng ortu dan well, yang rusuh kan sebetulnya ayahnya Reiji, ya, nggak ada alasan dia nggak di rumah. Aku tetap nggak paham di bagian ini, sih. Bukannya Reiji butuh banyak biaya juga ya, kenapa malah pilih kos?
- perubahan sikap setiap karakternya terlalu tiba-tiba. Macam sakelar yang bisa diubah kapan pun dalam hitungan detik. Jujur sifat awal bisa berubah dalam waktu singkat itu kurang bisa diterima, sih. Malah bakal mengurangi emosi yang bakal menguar dari karakter itu sendiri atau menarik empati pembaca atau sesimpel bikin bingung ajalah.
- soal trauma ibunya Aeris nggak bisa kubahas seenak jidat sih, karena walaupun karakter fiksi, kekerasan seksual tetap valid, korban tetap harus dilindungi. Jadi, meskipun ada yang lack dari sikap ibunya Aeris, aku nggak mau bahas lebih jauh walaupun kepengin.
- ending-nya kurang memuaskan, tapi agak realistis. Agak, ya, karena yah mendadak ke kanan lalu ke kiri. Kayak ... aku bingung weh ini gimana sih, aku mesti sedih apa enggak :'(((
- oh iya, satu lagi, soal band Aspire itu. Katanya keluarga ya, tapi porsi nongolnya dikit, malah kayak pemanis makanan gitu hiks, kenapa nggak dicampurin ke alur utamanya aja sih, jadi unsur yang penting gitulah setidaknya.

Expand filter menu Content Warnings
Rahasia Salinem by Wisnu Suryaning Adji, Brilliant Yotenaga

Go to review page

dark emotional funny inspiring lighthearted reflective relaxing sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

5.0

Actual rating: 10/5

Sebelum masuk bagian reviu, mau warning dulu kenapa aku suka banget sama buku ini atau reviunya kerasa subjektif banget. Buku itu soal selera, kan? Bagiku, buku ini masuk sama taste-ku dan dari awal sampai akhir nggak bikin dahi mengerut apalagi bikin geleng-geleng karena ada aja batu sandungannya.

Ini cerita soal cucu Mbah Salinem, Tyo, yang baru mengetahui identitas asli Mbah Nem setelah beliau meninggal. Kenyataan bahwa Salinem bukan nenek kandungnya membawa kembali ingatan masa lalu; mengenai sosok Salinem dan bagaimana beliau bisa sampai pada keluarga ayah Tyo. Sejarah terulang, bagian terbaik dan terburuk terlewati, hingga sampai pada kesimpulan bahwa pecel buatan Mbah Nem harus hidup kembali. Namun, percobaan yang kesekian kali tidak juga mengembalikan rasa pecel itu.

Pertama, pas lihat ketebalan bukunya sempat ragu apa buku ini bakal seru ya, atau at least nggak berpotensi membosankan. Satu halaman berlanjut ke halaman lain, target sehari 100 halaman dan wow I did. Biasanya susah, ini alurnya ngalir banget. Macam sungai bebas sampah dengan arus deras. Genre hisfic yang kubaca masih sangat sedikit, jadi nggak terlalu bisa mengenali gimana historical fiction yang bagus itu. Jika buku ini disebut bagus, maka menurut ukuranku ini luar biasa.

Kedua, walaupun yah kalau dilihat emang banyak bagian yang "pindah kepala", tapi anehnya aku fine. Kayak nggak terlalu menjengkelkan. Mungkin ada andil mood juga, entahlah. Alurnya maju mundur. Salah satu hal yang aku suka dari buku ini; alur majunya nggak mendahului bagian alur mundur. Waktu masuk alur maju bakal dikasih kejutan, "oh, ternyata ini". Di masa lalu walaupun mundurnya jauh banget, tapi seru banget. Malah apa ya, kayak ceritanya Salinem jadi utuh gitu dari awal sampai akhir.

Ketiga, unsur jawanya kental banget. Bagi aku yang emang asli etnis jawa, bacanya tanpa catatan kaki nyaman-nyaman, tapi mikir juga sih, kalau yang nggak bisa jawa sama sekali tanpa dikasih catatan kaki gimana, ya. Beberapa aja yang emang jawanya jawa banget (nah, gimana tuh) dikasih, kalau cuma satu dua kata sih, enggak. Agak tidak expect ceritanya bakal secampur aduk itu.

Aku juga bingung mau nulis apa karena ini bagussss banget. Yang aku sayangkan cuma kenapa nggak ada teman buat baca bareng karena alih-alih nulis reviu ngalor-ngidul yang intinya ini buku perfect. Selesai baca ini aku cuma pengin fangirl-an aja. Mbah Nem, you catch my heart <3

Buku ini kemungkinan besar buku terbaik yang aku baca sampai pertengahan tahun ini, atau malah mungkin terbaik di tahun ini kalau 6 bulan ke depan nggak nemu saingannya haha. Mesti banget dibaca sekali seumur hidup!
The Secrets She Kept - Rahasia Masa Kini by Brenda Novak, Brenda Novak

Go to review page

lighthearted mysterious slow-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? N/A
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

2.0

Rahasia Masa Kini mengambil latar 5 tahun setelah buku pertamanya. Kehidupan Maisey sudah mapan bersama Rafe dan dua anak mereka. Rockie hidup tenang di Lousiana bersama keluarganya. Dan Keith, berhasil bangkit dari pusaran kecanduan yang dialaminya. Buku ini berfokus pada kehidupan Keith yang sukses dan bermukim di California sebelum mendapat telepon dari Maisey yang mengabarkan Josephine, ibu mereka, ditemukan meninggal di Coldiron House, rumah masa kecil mereka.

Keith kembali ke Fairham, membawa sejuta kenangan buruk dan baik, melihat kembali kehidupan ketika berada di bawah kendali sang ibu, lalu bersua dengan Nancy, mantan kekasih yang sebenarnya tidak pernah dia lupakan. Kematian Josephine meninggalkan tanda tanya ketika polisi menyatakan bahwa kepala keluarga Lazarow itu meninggal karena bunuh diri. Mayatnya ditemukan berendam di bak dengan obat tidur di sampingnya.

Keith yang sangat mengenal sang ibu menolak pernyataan tersebut dan memilih menyewa patolog pribadi untuk mengetahui dengan pasti kematian Josephine. Penemuan polisi membuat Keith kembali mempertanyakan seberapa banyak yang disembunyikan oleh ibunya dan dugaan-dugaan mengenai afair dalam keluarga mereka.

Alurnya cukup kompleks. Buku ini berpotensi menjadi suspense-romance yang apik kalau saja narasi nggak terlalu pentingnya dipotong. Serius, nggak perlu nunggu sampai pertengahan, lah, di awal saja sudah bikin eneg. Ditambah informasi yang sudah dijabarkan diungkit kembali di bagian lain seolah takut pembaca bakal mengalami amnesia (bukannya nggak bakal mengalami setelahnya juga, sih) dadakan.

Deduksi yang lebih menarik jika dicampur ke alur justru berakhir menjadi dialog batin karakter semata. Bukannya penasaran malah justru membosankan. Kayak nunggu momen, "ya terus habis itu apaaa?"

Sudah tiga buku BN yang kubaca dan ke depannya berpotensi besar nggak akan baca buku-buku beliau yan lain. Mau rest dulu setelah digempur dua buku di seri ini yang aduh entahlah, bikin capek :( 
Wajah Abu-Abu by Mita Vacariani, Mita Vacariani

Go to review page

dark emotional lighthearted reflective relaxing medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? N/A
  • Loveable characters? N/A
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

3.0

Kepergian Alin dari Sukabumi ingin membuktikan bahwa dirinya mampu menjadi MUA terkenal dan sukses. Namun, jalannya terjegal karena konfliknya dengan salah satu aktris terkenal. Alin tidak punya pilihan lain selain menerima tawaran menjadi perias jenazah. Pekerjaan yang dilakoninya dengan setengah hati, sampai dia menemukan hal lain dari Hope2Hope, biro jasa kedukaan tempatnya bekerja. Ketika keluarganya tahu mengenai profesi barunya, Alin bingung harus menyerah atau tetap mempertahankan pekerjaan serta kehidupannya di Jakarta.

Background Alin ini kuat, ketakutannya juga kuat. Apa ya, sikapnya yang cenderung memandang segala sesuatu dari satu sisi tuh, nggak salah, tapi nggak benar juga. Waktu dia debat sama Yudis soal cuan atau soal rahasia identitas Yudislah, di situ kelihatan Alin rapuh banget. Dan entah ya, sepertinya semua ini salah komunikasi anak dan ortu yang nggak bagus. Sayang banget Ko Alex nggak terlalu menonjol di sini, jadi nggak paham gimana perasaan dia sebenarnya as "anak emas" keluarga.

Narasinya tuh oke, cuman sulit buat mengabaikan gaya berceritanya. Lupa udah pernah ngomong ini atau belum, tapi sudut pandang orang pertama itu super-tricky kalau boleh kubilang. Kadang kalau nggak kelewat santai, nanggung, atau malah kaku. Karakter Alin memang dijelaskan secara mendetail background story-nya, plus bisa dibilang buku ini memang sebagian besar bahas konflik Alin, lah. Tapi, sudut pandang Alin kurang luwes.

Selama baca ini rasanya kurang bisa bersimpati atau malah kadang nggak bisa membayangkan emosinya sama sekali. Mungkin karena narasinya berfokus ke tipe penjelasan kali, ya, alih-alih mendeskripsikan emosi karakter secara mendalam. Oh, pas Yudis nerima surat (yang ada ilustrasinya) itu lumayan menyentuh, sih, meski nggak sampai bikin nangis. Terlebih part romansanya kurang mengena. Enggak banyak porsinya memang, tapi nggak sedikit banget juga, cukuplah. Kalau berpikir dari sisi lain, apakah ini cara orang dewasa jatuh cinta? Tapi yah, susah juga buat tahu perasaan Yudis karena cuma dibahas dari sisi Alin.

Hal yang bisa kuambil di buku ini; soal komunikasi anak-orang tua atau anak dengan sesama anak, soal rasa berduka, melihat sisi lain dari suatu permasalahan, dan memaafkan masa lalu yang nggak bagus.

Ps: masih jengkel maksimal sama mulut merconnya Ci Sindy, no matter what.

Expand filter menu Content Warnings
Berburu Restu by Dimas Abi, Dimas Abi

Go to review page

funny informative lighthearted reflective relaxing fast-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? N/A
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

Pilih mana: nikah pakai resepsi atau nikah di KUA aja?

Dipa pro-berat nikah di KUA aja. Resepsi itu baginya cuma menghabiskan waktu dan uang. Banyak hal-hal yang lebih krusial setelah pernikahan. Uangnya juga bisa ditabung untuk keperluan rumah tangga. Pokoknya nikah di KUA itu perwujudan peribahasa hemat pangkal kaya, banget. Masalahnya, orang tua Ajeng itu pejabat eselon II Kemenhan. Mustahil, dong, kalau nikah di KUA aja? Masa bapaknya punya duit banyak, anaknya tunggal pula, nikah nggak digedein? Apa tanggapan orang-orang?

Bagi Dipa, menikah tanpa resepsi itu prinsip. Tapi, bagi bapaknya Ajeng, nikahin anak tunggal nan kesayangan itu wajib pakai resepsi besar, kalau nggak, sama aja kayak nginjek mukanya. Nah, lho, kasihan si Dipa kepojok, tapi ya demi Ajeng Ginuk-Ginuk, apa pun bakal diterabas, yang penting dapat restu.

Ekspektasi bakal dapet novel penuh banyolan (yang omong-omong emang isinya mostly banyolan), malah dapet sesuatu yang lain. Ini testimoni yang lebih ke kaget aja, sih, beberapa buku genre komedi biasanya hampir 85% nggak serius, 10% serius, dan 5% haru. Bagian seriusnya juga masih suka dikasih banyolan sampai rasanya kayak over banget kebanyakan komedi. Berburu Restu kasih 50% serius, 60% serius tapi pake banyolan.

Karakter Dipa bisa dibilang common man kalau di dunia nyata alias banyak orang kayak gini, yang bedain Dipa punya pride, jambul penambah ketampanan (menurut dia). Kurasa karena common jadi agak relate. Maksudnya bagian prinsip dia. Nikah tanpa resepsi di zaman sekarang agak kurang lumrah, ya, walaupun masih ada. Bayangan nikah tapi nggak ada sound yang bikin geter kaca tetangga kayak nggak afdal gitu. Apalagi yang punya adat dan kebetulan keluarga besarnya penganut adat tersebut alias kalo kelewatan satu aja nanti ke depannya ada ganjalan. Dipikir-pikir, makhluk hidup selalu punya ganjalan, sih. Daun kemangi aja kemungkinan bakal dipotek kalo emak-emak lagi butuh.

Menurutku, buku ini langkah cerdas buat membahas perdebatan menikah di KUA aja atau pakai resepsi. Macam bubur harusnya diaduk atau enggak, tapi ini lebih serius (hah, apaan). Konflik tetap diselesaikan dengan serius karena hidup nggak bisa komedi mulu, hey, isinyaaa, walaupun iya, kalau ada masalah emang ketawain jangan sampe bikin spaneng. Intinya, BR sukses menyajikan topik berat dan alot jadi semacam hmm apa ya nyebutnya, bukan jalan keluar karena jelas masalah orang beda-beda, ya. Yah, anggaplah ini salah satu kisah dari salah satu jalan bercabang soal perdebatan mau pakai resepsi atau enggak, itu aja.

Btw, Margono apa kabarnya?